Suatu ketika, nabi mengetahui bahwa orang yang selalu menyakitinya ini
memiliki seorang anak yang sedang sekarat. Maka nabi saw datang
berkunjung kerumahnya dan mengajaknya menuju jalan Rabb-nya, dengan
harapan semoga Allah memberikan petunjuk dan memperbaiki keadaan orang
ini.
Beliau saw membalas keburukan dengan kebaikan, meskipun terhadap orang
kafir, Rasulullah saw bersabda kepada si anak, sementara bapaknya juga
ada bersama mereka:
“Wahai bocah, katakanlah laa ilaaha illallah, itu akan menyelamatkanmu dari api neraka.”
Mendengar seruan ini, si anak memandang ke arah bapaknya dan memperhatikannya. Rasulullah saw mengulangi lagi:
“Wahai bocah, katakanlah laa ilaaha illallah!”
Si anak memandang ke arah bapaknya lagi. Kejadian yang sama juga terjadi
antara Rasulullah saw dengan pamannya, Abu Thalib, yang senantiasa
membantu dan menolong din Islam, kaum Muslimin dan Rasulullah saw, akan
tetapi, dia tidak masuk Islam. Rasulullah saw bersabda kepadanya:
“Wahai paman, katakanlah laa ilaaha illallah…”
Mendengar seruan ini, Abu Thalib memandang para pembesar Qurays. Lalu mereka mengatakan:
“Apakah kamu benci terhadap agama nenek moyangmu?” (Hadis riwayat Imam Bukhari).
Akhirnya Abu Thalib meninggal dalam kekafiran.
Sedangkan orang Yahudi (dalam cerita ini) yang mendengar nabi saw
mengajak anaknya agar masuk Islam, Allah menceritakan kondisi mereka:
“Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya
(Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang
yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah).” (QS Al
An’aam :20)
Bagaimana jawaban dan responnya? Orang Yahudi itu mengatakan:
“Wahai anakku, taatlah kepada Abul Qasim (Muhammad saw)!”
Maka si anak mengucapkan syahadatain. Sebelum menghembuskan napas terakhir. Mendapat respon positif ini, Rasulullah bersabda:
“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka dengan sebabku.” (Hr Bukhari, 1356, Abu Dawud).
Inilah ahlak Rasulullah saw yang muliah, adab beliau yang luhur terhadap
orang-orang non Muslim, ketika kondisi perang dan dalam keadaan damai.
Kita memohon kepada Allah SWT, agar menjadikan ahlak kita sama seperti
ahlak beliau saw, dan semoga Allah menjadikan Rasulullah saw sebagai
panutan terbaik kita. Allah Berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab :21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar